Kamis, 19 Maret 2009

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK GERAK LURUS SMA NEGERI 14 MEDAN

abstraks:

elah dilakukan penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa di kelas X1 SMA Negeri 14 Medan.

Model yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dengan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 yang terdiri dari 38 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan alur Penelitian Tindakan Kelas. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa, lembar observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, dan catatan harian peneliti. Data hasil belajar siswa dianalisis dengan perhitungan PPN (Perolehan Persentase Nilai).
Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuir dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri pada siklus I diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa 68,35 (kategori cukup), dan tingkat pencapaian hasil belajar fisika siswa dengan nilai rata-rata 61,52 dengan tingkat ketuntasan belajar 60,52% dari pengetahuan awal 31,77. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa 80,92 (kategori tinggi), dan tingkat pencapaian hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 69,54 dengan tingkat ketuntasan belajar 76,31% dari pengetahuan awal 24,057.

Berdasarkan peningkatan aktivitas belajar dan hasil siswa diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok gerak lurus dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, dan juga dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan perhatian dan minat siswa.

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil atau efek yang sesuai dengan proses yang telah dilalui. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan No. 22, 23, dan 24 tahun 2005.

* click link
* 388 clicks
* Read more

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK GERAK LURUS SMA NEGERI 14 MEDAN
Posted December 28th, 2008 by agus dermawan

* Pendidikan Fisika

abstraks:

RIWAYAT HIDUP

agus dermawan dilahirkan di kota Binjai pada tanggal 17 Agustus 1984. ayah bernama Djumino dan ibu bernama Rosita Nasution, dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1992 penulis masuk SD Swasta ERIA, dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 3 Medan, dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan sekolah di SMK Telkom Sandhy Putra Medan, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNIMED.

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI POKOK GERAK LURUS SMA NEGERI 14 MEDAN

Dian agus dermawan (NIM : 04311315)

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian penerapan model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa di kelas X1 SMA Negeri 14 Medan.

Model yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dengan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X1 yang terdiri dari 38 siswa. Penelitian ini dilakukan dengan alur Penelitian Tindakan Kelas. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa, lembar observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, dan catatan harian peneliti. Data hasil belajar siswa dianalisis dengan perhitungan PPN (Perolehan Persentase Nilai).

Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuir dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri pada siklus I diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa 68,35 (kategori cukup), dan tingkat pencapaian hasil belajar fisika siswa dengan nilai rata-rata 61,52 dengan tingkat ketuntasan belajar 60,52% dari pengetahuan awal 31,77. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa 80,92 (kategori tinggi), dan tingkat pencapaian hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 69,54 dengan tingkat ketuntasan belajar 76,31% dari pengetahuan awal 24,057.

Berdasarkan peningkatan aktivitas belajar dan hasil siswa diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri pada materi pokok gerak lurus dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, dan juga dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan perhatian dan minat siswa.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

* click link
* 1660 clicks
* Read more

PENENTUAN DISTRIBUSI DAYA REAKTOR PLTN
Posted October 31st, 2008 by nanankasan

* Pendidikan Fisika

abstraks:

ABSTRAK

Salah satu pendayagunaan teknologi nuklir yang berkembang dalam bidang energi yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Tenaga yang dibangkitkan berasal dari reaksi fisi. Beberapa atom yang dapat bereaksi fisi adalah U235 dan U233. Bahan U235 terdapat di alam, sedangkan U233 tidak terdapat di alam, tetapi diperoleh dari hasil tangkapan neutron pada Th232. Keberhasilan membuat bahan fisil baru U233 dari Th232 membawa manusia kepada pemikiran untuk menciptakan suatu reaktor dengan bahan bakar dimodifikasi dengan menambahkan Th232 untuk memperoleh U233. Adapun modifikasi perangkat bahan bakar tersebut dapat mempengaruhi perilaku dari reaktor, salah satunya pada distribusi daya.
Penentuan distribusi daya reaktor PLTN dengan bahan bakar dimuati thorium menggunakan suatu program CORD-2. Program CORD-2 merupakan program komputer untuk rancang bangun teras reakor jenis PWR. Program CORD-2 terdiri dari prosedur-prosedur untuk menyiapkan berkas data masukan untuk program WIMS sampai berkas data konstanta group untuk masukan program GNOMER. Program WIMS untuk perhitungan data konstanta group dan program GNOMER untuk homogenisasi data konstanta group dalam teras global dan perhitungan distribusi daya pada daya nol dan daya penuh. Pada program CORD-2 memerlukan kode-kode yang mempunyai berbagai fungsi, seperti: pemeliharaan pustaka, nama jenis data dan preparasi input untuk kode-kode fisika reaktor.
Hasil penelitian yang diperoleh dari program CORD-2 berupa berkas desain teras reaktor dan distribusi daya teras reaktor. Dari hasil tersebut, akibat adanya penambahan thorium pada uranium-235 sebagai bahan bakar reaktor menyebabkan penurunan harga daya pada daerah pinggir teras reaktor (pengkayaan 3%). Hal tersebut karena jumlah neutron dari reaksi fisi pada teras reaktor sebagian diserap oleh thorium yang memiliki tampang lintang serap cukup tinggi akibatnya panas yang di produksi pada teras reaktor menurun.
Dapat disimpulkan bahwa distribusi daya akibat adanya penambahan thorium pada tingkat pengkayaan tertinggi menjadi kecil dibandingkan dengan tidak ditambah thorium. Penambahan thorium tersebut dapat memperpanjang umur operasi reaktor.

1.Bagian Awal
Bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran.
2.Bagian Isi
Bagian pokok skripsi ini terdiri dari beberapa bab diantaranya adalah:
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama untuk menjelaskan topik penelitian, alasan dan pentingnya penelitian. Bab pendahuluan ini berisi uraian tentang latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Tinjauan pustaka

* click link
* 173 clicks
* Read more

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA KONS
Posted August 12th, 2008 by ijalaceh

* Pendidikan Fisika

abstraks:

ABSTRAK

Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar fisika siswa di SMP Negeri 1 Darussalam melalui metode pembelajaran Think-Pair-Share. Tujuan penelitian ini adalah: (1)Bagaimana kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share.(2) Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mencapai indikator dengan model pembelajaran Think-Pair-share dan respon siswa. Subjek penelitian adalah siswa kelas II1 SMP Negeri 1 Darussalam sebanyak 22 siswa. Sedangkan objek penelitian adalah model pembelajaran Think-Pair-Share. Data yang diperoleh dengan menggunakan instrument yang terdiri dari: (1) Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dan lembaran pengelolaan model pembelajaran Think-Pair-Share (2) Respons siswa terhadap model pembelajaran Think-Pair-Share (3) Tes hasil belajar dan LKS. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa:(1) Aktivitas guru yang paling dominan pada pembelajaran Think-Pair-Share selama siklus 1, 2, dan 3 adalah menjelaskan materi, mengawasi dan mengamati diskusi siswa. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan pada pembelajaran Think-Pair-Share selama siklus 1, 2 dan 3 adalah mendengarkan penjelasan guru, berdiskusi secara berpasangan dan menyampaikan hasil diskusi. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diskusi Think-Pair-Share selama siklus 1, 2, dan 3 adalah mengalami peningkatan yaitu dari kategori sedang, baik menjadi baik sekali. (2) Respons siswa selama 3 siklus 92% siswa senang terhadap komponen pembelajaran, 92% siswa berpendapat bahwa komponen materi pelajaran adalah baru. 86% siswa berminat untuk mengikuti model pembelajaran Think Pair Share.(3) Tes hasil belajar secara persentase peningkatan diperoleh pada siklus 1 adalah 78%, siklus 2 adalah 85% dan siklus 3 adalah 86%.

Kata Kunci :
Model Pembelajaran, Think Pair Share, Prestasi Belajar.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Seorang siswa dalam belajar fisika dikatakan kurang berhasil apabila perubahan tingkah laku yang terjadi belum mampu menentukan kebijaksanaannya untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu yang telah ditentukan. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang maksimal, banyak aspek yang mempengaruhinya, di antaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan lain-lain.

* click link
* 4518 clicks
* Read more

Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang melalui Pendekatan Problem Posing Berbasis Aktivitas di SMUN I BJM
Posted April 28th, 2008 by Pak Syam

* Pendidikan Fisika

abstraks:

Jurusan : Pendidikan Fisika
Pembelajaran IPA (sains) saat ini masih menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered). Sistem pembelajaran tersebut juga diterapkan di SMUN I BJM, hal itu akan dapat menyebabkan siswa menjadi pasif.
Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mengetahui prestasi belajar fisika manakah yang lebih tinggi antara siswa yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pendekatan konvensional, (2) mengetahui kemampuan siswa dalam merumuskan soal pada kelas yang diajar dengan pendekatan problem posing berbasis aktivitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SMUN I BJM tahun ajaran 2002/2003. Diantara 10 kelas yang ada dilakukan pengambilan sampel secara acak. Penelitian ini bersifat eksperimental semu, yang melibatkan variabel perlakuan berupa model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem posing berbasis aktivitas yang dikenakan pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol menggunakan pendekatan konvensional untuk pokok bahasan getaran dan gelombang. Rancangan ini melibatkan dua kelas sampel, maka desain penelitian yang digunakan adalah Pre-test dan Post-test Control Group Desain. Kerangka rancangan dimulai dari uji coba instrumen dan pengambilan data, analisis uji instrumen dan analisis data serta uji hipotesis menggunakan uji-t satu pihak.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) prestasi belajar fisika bagi siswa yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi belajar fisika bagi siswa yang diajar melalui pendekatan konvensional, yang terlihat dari nilai rata-rata prestasi untuk kelas eksperimen adalah 84,47 sedangkan nilai rata-rata prestasi untuk kelas kontrol adalah 68,50 dan juga dilihat dari thitung > ttabel yaitu diperoleh thitung = 7,426 sedangkan ttabel (72; .05) = 2,647 (2) kemampuan merumuskan soal bagi kelas yang diajar melalui pendekatan problem posing berbasis aktivitas tergolong sangat baik yaitu mencapai 84,7 %.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat mendasar yang tidak bisa lepas dari kehidupan semua orang. Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan yang meningkat, pemerintah berupaya untuk meningkatkan dunia pendidikan. Hal yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan tentunya harus mempersiapkan sumber daya manusia yang kreatif, mampu memecahkan persoalan-persoalan yang aktual dalam kehidupan dan mampu menghasilkan teknologi baru yang merupakan perbaikan dari sebelumnya.



2 komentar:

 

trias. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com