Kamis, 19 Maret 2009

PERANAN OBYEK REKREASI DUTA WISATA TERHADAP KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI KELURAHAN SUKAMAJU KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keberadaan Obyek Rekreasi Duta Wisata dan perannya terhadap keadaan sosial ekonomi keluarga di Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Barat, dengan titik tekan kajiannya kesempatan kerja, kesempatan berusaha, tingkat pendapatan, pemenuhan kebutuhan pokok keluarga, dan perkembangan keadaan sosial ekonomi keluarga.
Penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini sebanyak 49 kepala keluarga sebagai responden. Pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tabel dan persentase sebagai dasar interpretasi dan deskripsi untuk membuat laporan hasil penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1). Sebanyak 0,022% (26 kepala keluarga) dari seluruh kepala keluarga di Kelurahan Sukamaju (1.170 kepala keluarga) mendapatkan kesempatan kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata (2). Sebanyak 0,019% (23 kepala keluarga) dari seluruh kepala keluarga di Kelurahan Sukamaju (1.170 kepala keluarga) memiliki kesempatan berusaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata (3). Pendapatan rata-rata perkapita penduduk Kelurahan Sukamaju yang bekerja dan berwirausaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata sebesar Rp 956.122,-perbulan. (4). Sebanyak 79,59% (39 responden) kebutuhan pokok minimumnya terpenuhi, dan sebanyak 20,41% (10 responden) kebutuhan pokok minimumnya tidak terpenuhi (5). Sebanyak 67,35% dari 49 responden menyekolahkan anaknya hingga tamat wajib belajar 9 tahun, sebanyak 12,24% (6 responden) menyekolahkan anaknya hingga tamat SLTA, dan sebanyak 20,41% (10 responden) tidak mampu menyekolahkan anaknya.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai potensi kekayaan alam seperti kesuburan tanah, bahan tambang, keindahan alam dan variasi adat budaya penduduk. Jenis kekayaan yang berupa keindahan alam, seperti aneka bentuk bentang alam muka bumi dengan lereng yang terjal, lembah yang subur, pantai yang landai dan curam serta perbukitan dengan panoramanya yang indah. Semua itu tersebar di setiap pulau di wilayah Indonesia. Pemandangan bentang alam tersebut dapat dikembangkan menjadi tempat-tempat wisata dan merupakan potensi kekayaan alam Indonesia yang dapat menjadi sumber pendapatan negara,
C. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
1. Jumlah dan Pertambahan Penduduk
Pada Tahun 2008 Kelurahan Sukamaju memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.249 jiwa dengan perincian 2.160 jiwa laki-laki dan 2.089 jiwa perempuan, yang terdiri dari 1.170 kepala keluarga (monografi Kelurahan Sukamaju, 2006:4). Jumlah penduduk Kelurahan Sukamaju selama 10 tahun terakhir cenderung mengalami pertambahan meskipun dalam hal jumlah tidak terlalu besar. Pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan membandingkan jumlah penduduk pada beberapa periode waktu lalu. Dengan demikian pertumbuhan penduduk Kelurahan Sukamaju dapat dihitung dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial;
Rumus : Pt = Po . ert
Keterangan :
Pt = jumlah penduduk pada tahun 1
Po = jumlah pada tahun dasar
r = pertumbuhan penduduk
t = tingkat waktu antara tahun dasar dengan tahun 1
e = angka eksponensial besarnya 2,718282 (Mantra, 2003:86)
Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk eksponensial sejak Tahun 1990 hingga tahun 2005 di Kelurahan Sukamaju dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kelurahan Sukamaju Tahun
1990-2005
No
Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa) Total
Laju Pertumbuhan/Thn
(%)
Laki-laki Perempuan
1 1990 1.677 1.820 3.497 -
2 1995 1.892 1.757 3.649 0,85
3 2000 2.015 1.813 3.828 0,96
4 2005 2.160 2.089 4.249 2,09
Sumber: Monografi Kelurahan Sukamaju Tahun 2006
Cara penghitungan laju pertumbuhan penduduk pada Tabel 8. dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan data pada Tabel 8 tersebut, dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Kelurahan Sukamaju selama 2 periode yaitu 1990-1995 dan 1995-2000 masih tergolong rendah yaitu sebesar 0,85% dan 0,96%. Namun pada periode selanjutnya tahun 2000-2005 laju pertumbuhan penduduk Kelurahan Sukamaju telah meningkat bahkan tergolong tinggi yaitu 2,09%. Hal ini sesuai dengan pendapat Martono Saidiharjo dalam Era Suryaningsih (2005:47) yang menggolongkan laju pertumbuhan penduduk menjadi tiga yaitu:
1. Pertumbuhan penduduk rendah jika pertumbuhan kurang dari 1%
2. Pertumbuhan penduduk sedang jika pertumbuhan 1-2%
3. Pertumbuhan penduduk tinggi jika pertumbuhan >2%
Adapun laju pertumbuhan penduduk yang meningkat di Kelurahan Sukamaju khususnya pada kurun waktu empat tahun terakhir ini selain disebabkan oleh jumlah kelahiran bayi yang melebihi jumlah kematian penduduk. Sebab lain yang lebih dominan terlihat di Kelurahan Sukamaju ini adalah banyaknya penduduk yang melakukan migrasi masuk ke Kelurahan Sukamaju, tidak hanya penduduk yang berasal dari dalam Propinsi Lampung tapi juga yang berasal dari luar Propinsi Lampung. Pertambahan penduduk ini seiring dengan dibangunnya beberapa ruko di Kelurahan Sukamaju pada kurun waktu 2000-2005, selain itu masih dalam kurun waktu yang sama beberapa perumahan baru pun seperti Perumahan Puri Gading dan Perumahan Umbul Kunci mulai ditempati oleh penduduk dari daerah lain tentunya. Di sisi lain jarang sekali penduduk asli yang melakukan migrasi keluar. Hal inilah yang menjadikan laju pertumbuhan penduduk Kelurahan Sukamaju mengalami peningkatan. Sebagai gambaran, berikut ini adalah data mengenai jumlah kelahiran, kematian, migrasi masuk, dan migrasi keluar penduduk Kelurahan Sukamaju Tahun 2008.
Tabel 9. Jumlah Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk, Migrasi Keluar Penduduk
Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Barat Tahun 2008
No Keadaan Penduduk Jumlah
1 Kelahiran 34
2 Kematian 11
3 Migrasi Masuk 68
4 Migrasi Keluar 3
Sumber: Monografi Kelurahan Sukamaju Tahun 2006
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa jumlah Kelahiran memang masih jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah kematian. Demikian pula jumlah penduduk yang datang (migrasi masuk) jauh lebih banyak dari jumlah penduduk yang pergi (migrasi keluar). Apabila dijumlahkan terdapat penambahan penduduk (kelahiran dan migrasi masuk) sebanyak 102 jiwa dan terjadi pengurangan penduduk (kematian dan migrasi keluar) sebanyak 14 jiwa.
Setelah diketahui jumlah kelahiran, kematian, serta migrasi yang terjadi di Kelurahan Sukamaju, dapat dihitung pula jumlah pertumbuhan penduduk alami (kodrat) dan migrasi netto. Jumlah penduduk Kelurahan Sukamaju sendiri pada Tahun 2008 berjumlah 4.249 jiwa, sehingga pertumbuhan penduduk alaminya dapat dihitung sebagai berikut:
Pertumbuhan penduduk alami
=
Sedangkan migrasi netto penduduk Kelurahan Sukamaju pada tahun yang sama dapat dihitung sebagai berikut :
Migrasi netto =
=
Jadi pertumbuhan penduduknya sebesar:
0,54% + 1,53% = 2,07%
Berdasarkan penghitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kelurahan Sukamaju Tahun 2008 sebesar 2,07% yang lebih banyak ditentukan oleh besarnya angka pertumbuhan penduduk karena migrasi yaitu sebesar 1,53% daripada pertumbuhan penduduk alami yang hanya sebesar 0,53%.
2. Kesempatan kerja
Kesempatan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesempatan bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan Obyek Rekreasi Duta Wisata sehingga mendapatkan penghasilan. Kesempatan kerja dalam pengelolaan obyek wisata tersebut seperti penjaga pintu gerbang, penjual karcis, petugas kebersihan pantai, petugas sewa pondok serta petugas sewa perahu dan kapal. Adapun kesempatan kerja bagi keluarga Kelurahan Sukamaju menjadi tenaga kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata yaitu sebanyak 26 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 16. Komposisi Jenis Pekerjaan dan Jumlah Penduduk Kelurahan Sukamaju
yang Bekerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata Tahun 2008
No Jenis pekerjaan Jumlah penduduk (jiwa)
1.
2.
3.
4.
5.
kebersihan pantai
penjaga gerbang dan penjual karcis
sewa perahu
sewa kapal
sewa pondok 10
5
4
3
4
Jumlah 26
Sumber: Data primer 2008
Berdasarkan Tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa penduduk Kelurahan Sukamaju yang terserap menjadi tenaga kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata sebanyak 26 orang atau 0,022% dari jumlah keseluruhan kepala keluarga (KK) penduduk Kelurahan Sukamaju (1.170 KK). Sebagian besar penduduk Kelurahan Sukamaju terserap menjadi tenaga kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata sebagai petugas kebersihan pantai yaitu sebanyak 10 orang.
Gamal Suwantoro (2004:36) mengemukakan bahwa selain sebagai bahan penggerak ekonomi, pariwisata merupakan wahana yang menarik untuk mengurangi angka pengangguran, karena dapat menciptakan lapangan kerja bagi penduduk sekitarnya. Dengan demikian keberadaan Obyek Rekreasi Duta Wisata memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat Kelurahan Sukamaju untuk bekerja di pengelolaan obyek wisata tersebut walaupun masih rendah.
Adapun contoh jenis pekerjaan di Obyek Rekreasi Duta Wisata seperti gambar di berikut ini:
Petugas kebersihan tersebut merupakan penduduk yang terserap sebagai tenaga kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata khususnya dari Kelurahan Sukamaju. Petugas kebersihan mempunyai tugas dan peranan yang sangat penting dalam menjaga kebersihan lingkungan Obyek Rekreasi Duta Wisata. Dengan lingkungan obyek wisata yang bersih, akan menjadikan para pengunjung merasa nyaman dan berpotensi untuk kembali berkunjung ke obyek wisata tersebut di lain waktu.
Dalam rangka menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Obyek Rekreasi Duta Wisata,pengelola obyek wisata (PT Suntan Duta Sejadi) menyediakn kapal-kapal yang disewakan kepada para pengunjung, yang bisa dimanfaatkan untuk menyusuri dan menikmati keindahan sepanjang pantai obyek wisata tersebut. Para petugas penyewaan kapal-kapal merupakan penduduk yang terserap sebagai tenaga kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata khususnya dari Kelurahan Sukamaju.
Gambar 7. Pintu gerbang Obyek Rekreasi Duta Wisata
Pintu gerbang Obyek Rekreasi Duta Wisata mempunyai fungsi sebagai tempat utama bagi keluar masuknya para wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut. Pintu gerbang obyek wisata tersebut dijaga oleh para petugas keamanan dan petugas pelayanan pembelian tiket masuk. Para petugas penjaga pintu gerbang obyek wisata tersebut baik petugas keamanan maupun penjual tiket masuk merupakan penduduk yang terserap sebagai tenaga kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata khususnya dari Kelurahan Sukamaju.
3. Kesempatan Berusaha
Kesempatan berusaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dengan adanya Obyek Rekreasi Duta Wisata diharapkan dapat memberikan tempat usaha baru bagi keluarga Kelurahan Sukamaju. Kesempatan berusaha tersebut seperti; warung makan, pedagang cinderamata, penjaja makanan dan minuman serta penjual jasa penyewaan ban pelampung. Adapun keluarga Kelurahan Sukamaju yang membuka usaha atau berwirausaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata yaitu sebanyak 23 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini:
Tabel 17. Komposisi Jenis Usaha dan Jumlah Penduduk Kelurahan Sukamaju
yang Bekerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata Tahun 2008
No Jenis usaha Jumlah penduduk (jiwa)
1.
2.
3.
4.
Penjaja makanan dan minuman
Penjual cinderamata
Penyewa ban pelampung
Warung makan 7
7
5
4
Jumlah 23
Sumber: Data primer 2008
Berdasarkan Tabel 17 di atas dapat diketahui bahwa penduduk Kelurahan Sukamaju yang membuka usaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata sebanyak 23 orang atau 0,019% dari jumlah keseluruhan kepala keluarga (KK) penduduk di Kelurahan Sukamaju (1.170 KK). Sebagian besar penduduk Kelurahan Sukamaju membuka usaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata sebagai penjaja makanan dan minuman serta penjual cinderamata yaitu sebanyak 7 orang.
Selain memberikan kesempatan kerja, Obyek Rekreasi Duta Wisata juga memberikan kesempatan berusaha bagi penduduk Kelurahan Sukamaju. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan Departemen Pariwisata dalam buku Panduan Sadar Wisata I (2004:17) bahwa manfaat ekonomi pembangunan pariwisata selain membuka lapangan kerja bagi penduduk sekitar, juga memberikan kesempatan berusaha, baik usaha langsung maupun tidak langsung, baik pada waktu sebelum maupun sesudah berlangsungnya kegiatan kepariwisataan itu sendiri.
Adapun contoh jenis usaha yang dilakukan penduduk Kelurahan Sukamaju di Obyek Rekreasi Duta Wisata seperti gambar di bawah ini:
Gambar 8. Kios makanan dan cinderamata
Di Obyek Rekreasi Duta Wisata banyak dijumpai kios-kios makanan, minuman serta kios cinderamata yang dibuka oleh para wirausahawan khususnya dari Kelurahan Sukamaju, yang menyediakan berbagaimacam jenis makanan dan minuman ringan serta jenis cinderamata dari hasil kerajinan penduduk baik berupa manik-manik dari kerang laut maupun boneka-boneka yang mencirikan kekhasan obyek wisata tersebut khususnya serta ciri Propinsi Lampung seperti boneka gajah yang menjadi maskot dari propinsi tersebut.
Gambar 9. Penyewaan ban pelampung
Selain berbagaimacam jenis makanan, minuman serta cinderamata yang disuguhkan oleh para wirausaha atau pedagang, di Obyek Rekreasi Duta Wisata ini juga menyediakan ban-ban pelampung yang disewakan kepada para pengunjung sebagai sarana untuk berenang di laut di sekitar obyek wisata tersebut.
4. Tingkat Pendapatan
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah penghasilan yang diperoleh responden dari pekerjaan pokok atau pekerjaan tambahan yang dilakukannya dalam bentuk uang atau barang dalam satuan waktu (perbulan). Untuk mengetahui pendapatan responden dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini:
Berdasarkan Tabel 18 di atas dapat diketahui bahwa total jumlah pendapatan responden yang bekerja dan berwirausaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata sebesar Rp 46.850.000,- dengan rata-rata pendapatan perkapita Rp 956.122,-/bulan. Maka dapat dijelaskan pula bahwa rata-rata pendapatan perkapita penduduk Kelurahan Sukamaju yang bekerja dan berwirausaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata adalah tinggi, karena pendapatan rata-ratanya di atas UMP (Upah Minimum Propinsi) Propinsi Lampung yaitu Rp 617.000,- (SK. Gubernur Lampung No.6/617/B.VII/HK/2007).
Selain dari pada itu, bagi responden yang berpendapatan rendah, diharapkan agar mencari pendapatan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya yang belum terpenuhi seperti kebutuhan terhadap biaya pendidikan anak. Pendapatan rendah menyebabkan banyak anak dari responden tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyanto Sumardi (1982:308) bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula biayanya, sehingga banyak anak putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, terutama anak dari golongan keluarga kurang mampu.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa pendapatan dari sebuah keluarga sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga tersebut, hal ini disebabkan karena semakin tinggi pendapatan suatu keluarga maka akan semakin banyak kebutuhan yang terpenuhi, sedangkan sebaliknya semakin rendah pendapatan suatu keluraga maka akan semakin sedikit pula jumlah kebutuhan yang dapat terpenuhi.
5. Pemenuhan Kebutuhan Pokok
Adapun standar yang digunakan untuk menentukan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan pokok keluarga dalam penelitian ini adalah standar yang ditetapkan oleh Totok Mardikanto yaitu beras 140 kg, ikan asin 15 kg, gula pasir 3,5 kg, tekstil kasar 4 meter, minyak tanah 60 liter, minyak goreng 6 kg, garam 6 kg, sabun 20 kg, dan kain batik 2 potong yang kemudian dihitung dengan nilai rupiah sesuai dengan harga yang berlaku pada saat penelitian. Hasil perhitungan pada Tabel 5 menjelaskan bahwa standar pemenuhan kebutuhan pokok minimum perkapita pertahun yaitu Rp 1.518.500,- : 12 bulan = Rp 126.541,7,- perbulan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan pokok minimum perkeluarga perbulan dapat dilihat pada Tabel 19 berikut ini:
Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa sebagian besar kebutuhan pokok minimum keluarga responden terpenuhi yaitu sebanyak 39 responden (79,59%). Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar penduduk yang bekerja dan berwirausaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata berpenghasilan tinggi, sehingga kebutuhan-kebutuhan hidup keluarga dapat terpenuhi. Sedangkan jumlah keluarga yang tidak terpenuhi kebutuhan pokok minimumnya sebanyak 10 responden (20,41%).
Dalam menjaga keberlangsungan hidupnya, manusia membutuhkan berbagai bahan keperluan hidup seperti pangan, sandang dan papan (kebutuhan primer). Kebutuhan tersebut harus ada dan dapat dipenuhi, guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Emil Salim (1984: 84) bahwa kebutuhan pokok memuat dua unsur penting yaitu pertama kebutuhan pangan, sandang dan papan, sedangkan yang kedua adalah kebutuhan pendidikan formal anak. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dengan pendapatan tinggi maka kebutuhan pokok minimum keluarga dapat terpenuhi.
6. Tingkat pendidikan anak
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan yang didasarkan atas tingkat pendidikan formal yang ditempuh oleh anak responden. Pendidikan dapat memberikan gambaran keadaan sosial ekonomi seseorang, dalam hal ini kemampuan kepala keluarga dalam menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 20 di bawah ini:
Tabel 20. Tingkat Pendidikan Anak Responden di Kelurahan Sukamaju
Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2008
No Pendidikan Jumlah responden
(jiwa) Persentase
(%)
1.
2.
3.
4. Tidak sekolah
Pendidikan dasar (SD/SLTP)
Pendidikan menengah (SLTA)
Pendidikan tinggi (PT) 10
33
6
- 20,41
67,35
12,24
-
Jumlah 49 100,00
Sumber: Data primer 2008
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar tingkat pendidikan anak responden yaitu hanya pendidikan dasar (SD/SLTP) sebanyak 33 responden (67,35%), tamat SLTA sebanyak 6 responden (12,24%) dan tidak sekolah sebanyak 10 responden (20,41%). Dilihat dari pendapatannya, sebagian besar responden memiliki pendapatan tinggi, tetapi pendidikan yang diberikan kepada anak hanya sampai tamat pendidikan dasar (wajib belajar 9 tahun). Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang pentingnya pendidikan untuk anak, selain itu pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit, maka dengan pendapatan rendah membuat orang tua merasa tidak mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu pula minat anak untuk melanjutkan sekolah kurang, karena mereka memiliki persepsi bahwa sekolah tidak begitu penting bila pada akhirnya bekerja menolong orang tua pada bidang pekerjaan yang sama.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Lukman Sutrisno (1997:250) bahwa pendidikan merupakan wahana yang ampuh untuk mengangkat manusia dari berbagai ketertinggalan, termasuk dalam lembah kemiskinan. Melalui pendidikan, selain memperoleh kepandaian berupa keterampilan, berolah pikir, manusia juga memperolah wahana baru yang akan membantu meningkatkan harkat hidup mereka. Pendidikan yang rendah menyebabkan keluarga miskin dan harus mau menerima pekerjaan yang rendah, baik dari segi upah maupun jenis pekerjaannya. Dengan demikian, pendidikan anak sangat penting untuk anak tersebut maupun keluarganya, karena dengan berbekal pendidikan yang baik maka perkembangan kehidupan manusia dalam mendapatkan pekerjaan dan pendapatannya akan lebih baik pula.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah data dianalisis dalam distribusi persentase sederhana, maka didapat hasil dari penelitian ini, dan dapat disimpulkan mengenai Peranan Obyek Rekreasi Duta Wisata Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2008.
Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Sebanyak 0,022% (26 kepala keluarga) dari seluruh kepala keluarga di Kelurahan Sukamaju (1.170 kepala keluarga) yang mendapatkan kesempatan kerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata.
2. Sebanyak 0,019% (23 kepala keluarga) dari seluruh kepala keluarga di Kelurahan Sukamaju (1.170 kepala keluarga) yang memiliki kesempatan berusaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata.
3. Pendapatan rata-rata perkapita penduduk Kelurahan Sukamaju yang bekerja dan berwirausaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata sebesar Rp 956.122,-perbulan.
4. Sebanyak 79,59% (39 responden) kebutuhan pokok minimumnya terpenuhi, dan sebanyak 20,41% (10 responden) kebutuhan pokok minimumnya tidak terpenuhi.
5. Sebanyak 67,35% (33 responden) menyekolahkan anaknya hingga tamat wajib belajar 9 tahun, sebanyak 12,24% (6 responden) menyekolahkan anaknya hingga tamat SLTA, dan sebanyak 20,41% (10 responden) tidak mampu menyekolahkan anaknya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan penulis sebagai berikut:
1. Disarankan kepada pihak pengelola Obyek Rekreasi Duta Wisata (PT. Suntan Duta Sejadi) agar melakukan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak lagi khususnya kepada masyarakat Kelurahan Sukamaju dengan cara membuka lapangan kerja baru yang berkaitan dengan pengelolaan obyek wisata tersebut.
2. Disarankan kepada para wirausahawan yang membuka usaha di Obyek Rekreasi Duta Wisata agar lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas usahanya serta mengembangkan usaha yang lebih beranekaragam lagi.
3. Dengan meningkatnya pendapatan setelah bekerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata, hendaknya pekerjaan atau usaha yang dilakukan sekarang tetap dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi agar pendapatan terus meningkat.
4. Bagi keluarga yang tidak terpenuhi kebutuhan pokok minimumnya, hendaknya keluarga tersebut mengembangkan pekerjaan tambahan di Obyek Rekreasi Duta Wisata.
5. Untuk pendidikan anak para keluarga yang bekerja di Obyek Rekreasi Duta Wisata hendaknya lebih ditingkatkan dengan menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi.

1 komentar:

  1. salut!!
    saya tertarik dengan posting anda ini, kebetulan saya sedang dalam proses pengajuan proposal untuk skripsi dengan judul yang mirip, kalo bisa, saya ingin info ttg metode, cara kerja dan analisis ....biar bisa jadi ,masukkan buat saya.
    thanks a lot.

    june
    manado

    BalasHapus

 

trias. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com