Kamis, 19 Maret 2009

studi keanekaragaman jenis ikan di sungai karang mumus

ABSTRAK

Atok Budi Santoso. Studi Keanekaragaman Jenis Ikan Di Sungai Karang Mumus. Dibawah bimbingan (Bapak H. Jailani dan Bapak Helmy Hassan).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis, indeks keanekaragaman dan indeks kesamaan ikan yang terdapat di sungai Karang Mumus, sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai penunjang mata kuliah vertebrata, ekologi hewan serta sebagai informasi kepada Masyarakat bahwa ikan apa saja yang dapat hidup di sungai Karang Mumus dimana kita tahu bahwa sungai Karang Mumus telah tercemar dan juga pihak lain yang mempunyai kepentingan dalam hal penelitian.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Mei sampai 24 juli 2007, di sungai Karang Mumus. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang mengambil data-data yang ada pada saat penelitian, tanpa memberikan perlakuan terlebih dahulu.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua jenis ikan yang ada di sungai Karang Mumus, sedangkan yang menjadi sampel adalah semua jenis ikan yang berhasil tertangkap di wilayah penelitian tersebut.Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh:
1. Ditemukan 10 spesies diantaranya ikan Haruan/Gabus (Ophiocephalus melanosoma), Betok/Puyu (Anabas testudenius), Biawan (Holostoma temmincki), Sepat siam (Trichogaster pectoralis Regan), Patin (Pangasius nasutus), Pipih (Notopterus chitala), Lais (Lais hexanema), Salap (Puntius schwanefeldi), Nila (Oreochromis niloticus), Cicak/Utik (Batrachocephalus mino) yang didominasi oleh 3 spesies dominan yaitu Cicak/Utik (Batrachocephalus mino), Sepat siam (Trichogaster pectoralis regan) dan Haruan/Gabus (Ophiocephalus melanosoma).
2. Dari perhitungan indeks keanekaragaman maka besar indeks keanekaragaman ikan di sungai Karang Mumus pada bagian ulu masih tinggi tetapi pada bagian hilir rendah dengan koefisien kesamaan dari ketiga stasiun berkisar antara 57,14 % - 75 %.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencemaran adalah perubahan sifat Fisika, Kimia dan Biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Perubahan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia atau organisme lainya, proses-proses industri dan tempat tinggal. Pencemaran merupakan penambahan bermacam-macam bahan sebagai aktivitas manusia ke dalam lingkungan yang biasanya memberikan pengaruh berbahaya terhadap lingkungan (Indra Chahaya, 2003).
Sungai Karang Mumus merupakan salah satu anak sungai Mahakam yang mempunyai arti penting bagi masyarakat kota Samarinda. Ini dikarenakan di daerah aliran sungai ini bermukim sekitar 241.000 jiwa (40,85 persen) dari total penduduk Samarinda yang sekitar 590.000 jiwa (Kompas, 2006).
Banyaknya jumlah penduduk yang bermukim di pinggiran sungai Karang Mumus serta kurang kesadaran dari masyarakat menyebabkan tercemarnya sungai Karang Mumus. Limbah pabrik, limbah domestik, amoniak, dan residu pupuk maupun pestisida hasil kegiatan sektor pertanian serta kerusakan hutan akibat kegiatan penduduk di sekitar sungai Karang Mumus karena dijadikan lahan pertanian. Hal ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan tercemarnya sungai Karang Mumus.
Anggapan bahwa badan perairan merupakan tempat pembuangan limbah baik limbah domestik maupun limbah industri adalah salah karena dapat menyebabkan perubahan dan gangguan terhadap sumber daya air. Organisasi yang tergolong dalam kelompok organisme akuatik adalah yang pertama kali mengalami kehidupan buruk secara langsung dari pengaruh limbah atau pencemaran terhadap badan air (Indra Chahaya, 2003).
Pencemaran sungai Karang Mumus (SKM) Samarinda semakin mengkhawatirkan. Hal ini bisa dilihat dari hasil penyusuran di SKM oleh Bapedalda Kaltim mulai Jembatan I Jl. P. Suriansyah hingga Jembatan Perniagaan Samarinda (Pasar Segiri). Bila beberapa puluh tahun lalu, kualitas SKM masih terlihat cukup jernih hingga bisa melihat dasar sungai, maka sekarang sudah tidak bisa lagi. Bahkan, saat ini airnya tampak kehitam-hitaman. Ditambah lagi banyaknya kotoran limbah-limbah rumah tangga. (Kaltim Post Cyber News, 2005).
Pada musim kemarau air sungai Karang Mumus berwarna kehitam-hitaman dan menimbulkan bau yang tidak sedap, sedangkan pada waktu penghujan dapat terjadi luapan air sungai membawa lumpur berwarna kekuning-kuningan.
Salah satu indikator tercapainya kesejahteraan sosial adalah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang antara lain kebutuhan akan perumahan. Untuk menangani pemukiman kumuh ditengah perkotaan yang berada di tepi Sungai Karang Mumus, maka pemerintah Kota Samarinda membuat suatu program pemindahan warga yang tinggal di tepi sungai Karang Mumus. Pelaksanaan program dilakukan secara bertahap dan untuk tahap pertama akan dipindahkan sebanyak 394 KK. Namun program tersebut tidak berjalan sesuai yang diharapkan, tidak seluruh masyarakat bersedia pindah dari tepi sungai tersebut hanya sebagian kecil masyarakat yang bersedia dipindahkan yaitu mulai Jembatan I hingga Jembatan III (Syafruddin Apidiani, (Tanpa Tahun)).
Keberadaan sungai Karang Mumus yang semakin memprihatinkan, karena banyaknya zat-zat pencemar (polutan) yang masuk kedalam dan tanpa disadari oleh manusia, bahwa pada sungai tersebut terdapat barbagai macam jenis keanekaragaman hayati. Adanya keanekaragaman hayati perlu dibina dan dilestarikan untuk berbagai kepentingan misalnya sebagai mata pencaharian penduduk yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai penunjang sarana pendidikan khususnya yang berhubungan dengan semua jenjang pendidikan.
Salah satu keanekaragaman hayati di sungai Karang Mumus adalah ikan. Menurut Chahaya (2003), ikan dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Penelitian tentang keberadaan ikan yang ada di sungai Karang Mumus sudah banyak dipelajari maupun diteliti tetapi penelitian ini perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran terbaru tentang keanekaragaman jenis ikan yang dapat hidup di sungai tersebut walaupun keadaan dari pada sungai Karang Mumus itu sendiri saat ini kualitasnya telah diatas ambang batas normal sungai pada umumnya (Kompas, 2006)..
Atas pertimbangan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Studi Keanekaragaman Jenis Ikan di sungai Karang Mumus.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Jenis ikan apa saja yang terdapat di sungai Karang Mumus?
2. Berapa besar indeks keanekaragaman jenis ikan di sungai Karang Mumus?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis ikan yang terdapat di sungai Karang Mumus.
2. Untuk mengetahui berapa besar indeks keanekaragaman jenis ikan di sungai Karang Mumus.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat bahwa ikan apa saja yang dapat hidup di sungai Karang Mumus dimana kita tahu bahwa sungai Karang Mumus telah tercemar.
2. Sebagai penunjang mata kuliah Vertebrata, Ekologi Hewan dalam kegiatan praktikum di lapangan.
3. Sebagai bahan informasi untuk studi atau penelitian-penelitian selanjutnya.


1 komentar:

 

trias. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com